Home » » Analisis Butir Soal

Analisis Butir Soal

Written By Mylib on Minggu, 24 Februari 2013 | 21.13


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
   Dalam setiap proses belajar akan selalu terkandung didalamnya unsur penilaian (evaluation)di jantung penilaian inilah terletak keputusan yaitu keputusan yang didasarkan atas values (nilai-nilai). Dalam proses penilaian dilakukan pembandingan antara informasi-informasi yang tersedia dengan kriteria-kriteria tertentu, untuk selanjutnya ditarik kesimpulan.
Dalam makalah ini penulis mencoba untuk menganalisis soal-soal yang berkaitan dengan masalah susunan kalimat atau tarakib  dalam makalah ini juga disertakan bagaimana langkah-langkah dalam menganalisis sebuah soal, juga kriteria suatu tes yang di anggap baik, sehingga soal-soal yang akan disajikan dalam bahan ajar dapat memenuhi kriteria dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian analisis dan macam-macam analisis?
2.      Bagaimana langkah- langkah menganalisis butir soal?
3.      Apa saja kreteria suatu tes yang baik?
4.      Apa saja yang harus dipersiapkan dalam pembuatan soal?
1.3 Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian analisis dan macam-macamnya.
2.      Untuk memahami langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menganalisis butir soal.
3.      Untuk mengetahui kreteria suatu tes yang baik.
4.      Untuk mengetahui hal-hal yang harus ada dalam merancang butir soal.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Analisis dan Macam- macamnya
            Analisis soal dilakukan untuk mengetahui berfungsi tidaknya soal. Analisis bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal- soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis soal, dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan.
            Analisis pada umumnya dilakukan melalui dua cara, yaitu Analisis Kualitatif (Qualitatif Control) dan Analisis Kuantitatif (Quantitatif Control). Analisis kualitatif sering pula dinamakan sebagai Validitas Logis yang dilakukan sebelum soal, digunakan untuk melihat berfungsi tidaknya sebuah soal. Analisis soal secara kuantitatif sering pula dinamakan sebagai Validitas Empiris yang dilakukn untuk melihat lebih berfungsi tidaknya sebuah soal, setelah itu soal diujicobakan kepada sampel yang representative.
1.      Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif sering juga disebut sebagai validitas logis yaitu berupa penelaahan yang dimaksudkan untuk menganalisis soal ditinjau dari segi teknis, isi, dan editoral. Analisis secara teknis dimaksudkan sebagai penelaahan soal berdasarkan prinsip- prinsip pengukurandan format penulisan soal. Analisis secara isi dimaksudkan sebagai penelaahan khusus yang berkaitan denan kelayakan pengetahuan yang ditanyakan. Analisis secara editoral dimaksudkan sebagai penelaahan yang khususnya berkaitan dengan keseluruhan format dan keajegan editoral dari soal yang satu ke soal yang lainnya. Analisis kulitatif lainnya dapa juga dikategorikan dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Analisis materi berkaitan dengan substansi keilmuan yang ditanyakan dalam soal serta tingkat kemampuan yang sesuai dengan soal. Analisis konstruksi umumnya berkaitan dengan teknik penulisan soal. Analisis bahasa berkaitan dengan pengunaan bahasa yang baik dan benar menurut ejaan yang sesuai.
Berikut contoh analisis soal kualitatif:
·         Contoh soal pilihan ganda yang kurang baik
Seorang anak melakukan perhitungan bilangan pecahan  . berapakah hasilnya?
a)      3
b)      2
c)      1
d)    
Apabila kita telaah secara kualitatif, sepintas dapat kita nyatakan bahwa soal tersebut kurang bak. Ada beberapa hal yang harus diperbaiki. Pertama, pokok soal bertele-tele dan tidak jelas. Kedua, alternative jawaban a, b, dan c bukan merupakan alternative yang baik. Sebab, angka- angka tersebut tidak sepadan dengan pilihan yang lainnya.
·         Contoh soal essay yang kurang baik
Seorang pedagang buah- buahan setiap harinya dari pagi, petang, dan sampai malam hari dapat menjual 15kg buah- buahan alpukat, 10kg buah- buahan apel, dan 10kg buah- buahan belimbing. Ia bekarja keras untuk dapat menjual buah- buahan tersebut. Sebutkanlah berapa banyak buah- buahan yang pedagang itu dapat menjualnya selama ia bekerja suntuk selama 30 hari?
            Sepintas bahasa yang digunakan dalam contoh soal uraian diatas kurang baik, bertele-tele,dan tidak tegas. Siswa akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan menghilangkan beberapa kata yang tidak diperlukan.
2.      Analisis Kuantitatif
Untuk memperoleh informasi tentang soal tes, maupun peserta tes, perlu dilakukan analisis kuantitatif. Hasil analisis dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana soal dapat membedakan antara peserta tes yang kemampuannya tinggi dalam hal yang didefinisikan oleh kriteria dengan peserta tes yang kemampuannya rendah. Informasi lainnya adalah bagaimana soal dapat membedakan antara individu maupun antar kelompok.
Analisis soal secara kuantitaif menekankan pada analisis karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris. Karakteristik internal secara kuantitatif dimaksudkan meliputi parameter soal tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas. Salah satu tujuan dilakukannya analisis adalah untuk meningkatkan kualitas soal, yaitu apakah suatu soal dapat:
1)      Diterima karena telah didukung oleh data statistic yang memadai
2)      Diperbaiki, karena terbukti terdapat beberapa kelemahan
3)      Tidak digunakan sama sekali, karena terbukti secara empiris tidak berfungsi sama sekali

2.2 Langkah Analisis Butir Soal
            Dalam analisis butir soal perlu langkah persiapan yang harus dilakukan. Adapun langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.      Mengurutkan skor pada lembar jawaban peserta didik dari skor yang tertinggi berturut-turut sampai yang terbawah.
2.      Mengambil sebanyak 27,5% dari jumlah peserta didik dari skor yang tertinggi dan 27,5% dari skor yang terendah. Kelompok pertama disebut kelompok tinggi (kelompok peserta didik yang nilainya tinggi), sedangkan yang kedua disebut kelompok rendah, dan sisanya sebagai kelompok tengah. Pembagian menjadi tiga kelompok tersebut terutama disarankan jika jumlah peserta didik cukup besar sehingga kalau dilakukanseluruhnya akan memakan waktu yang lama. Namun, jika jumlah lembar jawaban pesertadidik relatif sedikit, cukup dibedakan menjadi kelompok tinggi dan kelompok rendah saja.
Gambar berikut menjelaskan hal yang dimaksud.

 27,5% (kelompok tinggi)

  27,5% (kelompok tengah)

  27,5% (kelompok rendah)

3. Menganalis jawaban benar atau salah per butir soal per peserta didik. Analisis ini hanya dilakukan terhadap jawaban peseta didik kelomok tinggi dan kelompok rendah, sedangkan kelompok tengah ditinggalkan. Berdasarkan analisis atau identifikasi ini akan dapat dihitung indek masing-masing butir soal. Berikut contoh analisis jawaban yang dimaksud. Ingat, jawaban betul berskor 1 dan salah 0.

Analisis Butir soal kelompok tinggi dan kelompok rendah.
·           Kelompok Tinggi
Nomor Tes Urut Peserta
Nomor Butir Soal
Jumlah Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
.
..
40
1
1
1
1
0
1
1
1
1
.
..
1
36
2
1
1
0
1
1
1
1
1
.
..
1
34
3
1
1
1
1
0
1
1
1
.
..
1
30
4
1
0
1
1
0
1
1
0
.
..
1
30
5
0
1
1
1
1
0
1
1
.
..
0
28
6
1
1
1
1
1
0
1
0
.
..
1
28
Jumlah
5
5
5
3
4
4
6
4
.
..
5


·           Kelompok Rendah
Nomor Tes Urut Peserta
Nomor Butir Soal
Jumlah Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
.
..
40
1
1
1
0
1
0
0
1
1
.
..
1
20
2
0
0
1
1
1
0
1
1
.
..
0
19
3
0
1
1
0
0
1
0
1
.
..
1
19
4
1
1
1
0
0
1
1
0
.
..
0
18
5
0
1
0
0
1
1
1
0
.
..
0
16
6
0
0
0
1
1
0
1
1
.
..
1
15
Jumlah
2
4
3
3
3
3
5
4
.
..
3


                        Berdasarkan data anka-angka jumlah jawaban benar kelompok tinggi dan kelompok rendah sebagaimana yang terlihat pada tabel diatas maka dapat dilakukan perhitungan indeks tingkat kesulitan dan indeks daya beda secara manual. Sebenarnya, perhitungan kedua hal tersebut dapat dilakukan cepat, sedang yang memakan waktu adalah analisis jawaban diatas.

2.3 Kreteria Tes yang Baik
Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi tes, yaitu :
a.       Validitas
“Validitas” merupakan sebuah kata benda, sedangkan “valid” merupakan kata sifat.  Sebuah tes dapat dikatakan valid apabilates itu dapat tepat mengukur apa yang hendah di ukur.
Jika data yang dihasilkan dari debuah instrumen valid, maka dapat dikatakan bahwainstrumen tersebut valid, karena dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan sesungguhnya. Dari sedikit uraian dan contoh tersebut dapat di simpulkan bahawa : jika data yang dihasilkan oleh instrumen benar dan valid, sesuai kenyataan, maka instrumen yang digunakan tersebut juga valid.
Validitas tes dapat diketahui dari hasil pemikiran (validitas logis) dan dari hasil pengalaman (validitas empiris)

b.      Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Jika validitas terkait dengan ketepatan objek yang tidak lain adlah tidak menyimpangnya data dari kenyataan, artinya bahwa data tersebut benar, maka konsep reliabilitas terkain dengan pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai denagn kenyataan.sehubungan dengan reliabilitas ini, Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan menyatakan bahwa persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting. Dalam hal ini validitas itu penting, dan reliabilitas ini perlu karena menyokong terbentuknya validitas.

c.       Objektivitas
Objektif berarti tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi. Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. Hal ini terutama terjadi pada sistem skoringnya. Ada 2 faktor ayng mempengaruhi subjektivitas dari sesuatu tes yaitu :
1.      Bentuk tes
Tes yang berbentuk uraian, akan memberi banyak kemungkianan kepada si penilai untuk memeberiakn peniliaian menurut caranya sendiri. Untuk menghindarai masuknya subjektivitas dari penilai, maka sistem skoringngnya dapat dilakukan dengan cara sebaik-baiknya, antara lain dengan membuat pedoman skoring terlebih dahuli.

2.      Penilai
Untuk menghindari atau mengurangi masuknya unsur subjektivitas dalam pekerjaan penilaian , maka penilaian atau evaluasi ini harus dilaksanakan dengan mengingat pedoman. Pedoman yang dimaksud, terutama menyangkut masalah pengadministrasian yaitu kontinuitas dan komperhensivitas

d.      Praktikabilitas
Sebuah tes dapat dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya.
Tes yang praktis adalah tes yang :
  1. Mudah dilaksanakan, misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan dan memeberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang di anggap mudah bagi siswa.
  2. Mudah pemeriksaannya, artinya tes itu dilengkapi denagn kunci jawaban maupun pedoman skoringnya.
  3. Dilengkapi dengan petunjuk-prtunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/diawali oleh orang lain.

e.       Ekonomis
Yang dimaksud dengan ekonomis disini adalah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.
2.4 Langkah-Langkah dalam Penyusunan Tes
Tentu saja setiap guru akan dengan mudah mengatakan bagian pelajaran mana yang akan di cakup dalam sebuah tes jika sudah diketahui tujuanya.
Urutan langkah yang dilakukan adalah:
  •  Menentukan tujuan mengadakan tes.
  • Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan.
  • Merumuskan tujuan intruksional khusus dari tiap bagian bahan.
  • Menderetkan semua TIK dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku terkandug dalam TIK itu. Tabel ini digunakan untuk mengadakan identifikasi terhadap tingkah laku yang dikehendaki, agar tidak terlewati.
         Contoh :
Tabel TIK dan aspek tingkah laku yang dicakup

No
TIK Aspek Tingkah Laku
Ingatan
Pemahaman
Aplikasi
Keterangan
1
Ssiswa dapat menjumlah 2 bilangan bersusun.


ü   

ü    

2
Siswa dapat merangkum hukum komulatif dan seterusnya


ü     

ü    


  • Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berpikir yang diukur beserta imbangan antara kedua hal tersebut.
  • Menuliskan butir-butir soal, didasarkan atas TIK-TIK yang sudah di tuliskan pada tabel TIK dan aspek tingkah laku yang dicakup.



BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
1.      Analisis pada umumnya dilakukan melalui dua cara, yaitu Analisis Kualitatif (Qualitatif Control) dan Analisis Kuantitatif (Quantitatif Control).
2.      Langkah-lngkah analisis soal antara lain :
a.       Mengurutkan skor pada lembar jawaban peserta didik dari skor yang tertinggi berturut-turut sampai yang terbawah.
b.      Mengambil sebanyak 27,5% dari jumlah peserta didik dari skor yang tertinggi dan 27,5% dari skor yang terendah.
c.       Menganalis jawaban benar atau salah per butir soal per peserta didik
3.      Adapun kriteria soal yang baik yaitu yang mencakup 5 hal : 1) Validitas ; 2) Reliabilitas ; 3) Objektivitas ; 4) Praktikabilitas ; 5) Ekonomis.
4.      Urutan langkah-langkah penyusunan soal
a.       Menentukan tujuan mengadakan tes.
b.      Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan.
c.       Merumuskan tujuan intruksional khusus dari tiap bagian bahan.
d.      Menderetkan semua TIK dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku terkandug dalam TIK itu.
e.       Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berpikir yang diukur beserta imbangan antara kedua hal tersebut.
f.       Menuliskan butir-butir soal, didasarkan atas TIK-TIK yang sudah di tuliskan pada tabel TIK dan aspek tingkah laku yang dicakup.


0 komentar :

Comment

Machsun Rifauddin

Machsun Rifauddin

Label

Popular Posts