Hadits Dilihat dari Segi Kualitasnya
1. Hadits maqbul yaitu : ma'khud (yang diambil) dan mushoddaq
(yang dibenarkan atau diterima). Sedangkan menurut istilah
adalah : "Hadits yang telah sempurna padanya, syarat-syarat
penerimaan". yaitu sanad-nya bersambung, diriwayatkan
oleh rawi yang 'adil lagi dhabit, dan juga berkaitan dengan matan-nya tidak
syadz dan tidak berillat.
A. Hadis Shahih
1. Pengertian dan syarat-syarat hadits shahih
Ibnu shalah
mengemukakan definisi hadis shahih, yaitu:
“Hadis
shahih ialah hadis yang sanadnya bersambungan melalui periwayatan orang yang
adil lagi dhabit dari orang yang adil lagi dhabit pula, sampai ujungnya, tidak
syaz dan tidak mu’allal (terkena illat)[1]
Shubhi
Shalih juga memberikan rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam melihat
keshahihan sebuah hadis, yaitu:
a.
Hadis tersebut shahih musnad, yakni sanadnya
bersambung sampai yang teratas.
b.
Hadis shahih bukanlah hadis yang syaz yaitu
rawi yang meriwayatkan memang terpercaya , akan tetapi ia menyalahi rawi-rawi
yang lain yang lebih tinggi.
c.
Hadis shahih bukan hadis yang terkena ‘illat.
Illatialah: sifat tersembunyi yang mengakibatkan hadis tersebut cacat dalam
penerimaannya, kendati secara zahirnya terhindar dari illat.
d.
Seluruh tokoh sanad hadis shahih itu adil dan
cermat[2]
2. Pembagian Hadis Shahih
Para
ulama hadis membagi hadis shahih menjadi dua macam:
a. Shahih li Dzatihi, yaitu hadis
yang mencakup semua syarat-syarat atau sifat-sifat hadismaqbul secara
sempurna, dinamakan “shahih li Dzatihi.
Hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah
diatas, adalah salah satu hadis shahih yang tidak terdapat ke-syaz-an
maupun illat.
b. Shahih
li ghairihi, yaitu hadis hasan li dzatihi(tidak memenuhi
secara sempurna syarat-syarat tertinggi hadis maqbul
Hadis tersebut dinilai oleh muhaddisin sebagai hadis
shahih li ghairihi sebagaimana dijelaskan diatas. Pada sanad hadis
tersebut, terdapat Muhammad bin ‘Amr yang dikenal orang jujur, akan tetapi
kedhabitannya kurang sempurna, sehingga hadis riwayatnya hanya sampai ke
tingkat hasan.
3. syarat-syarat hadis sahih
adalah :
- Sanadnya bersambung
- Perawinya 'adil
- Perawinya Dhabit
- Tidak Syadz (janggal)
- Tidak ber-illat (ghairu al-Mu'allal)
3. kehujjahan
Tidak terdapat perbedaan ulama tentang
kehujjahannya terutama dalam masalah penentuan hukum sesuatu.
4. Kitab-kitab yang memuat Hadis Shahih.
Nuruddin ‘Itr
didalam kitabnya Manhaj an-Naqd Fi ‘Ulum al-Hadismengemukakan bahwa
kitab-kitab yang memuat hadis-hadis shahih antara lain[5]:
a. al-Muwattha’
b. Shahih
Bukhari
c. Shahih Muslim
d. Shahih Ibn Khuzaimah
e. Shahih Ibn Hibban
f. Al-Mukhtarah[6]
B. Hadis Hasan
1. Pengertian Hadis Hasan
Hadis hasan ialah
hadis yang sanadnya bersambung, oleh penukil yang ‘adil namun
kurang ke-dhabit-annya (tidak terlalu kuat ingatannya) serta
terhindar dari Syaz dan illat.[7] Kriteria hadis ini:
a.
Sanad hadis harus bersambung.
b.
Perawinya adil
c.
Perawinya mempunyai sifat dhabit, namun
kualitasnya lebih rendah dari perawi hadis shahih
d.
Hadis yang diriwayatkan tersebut tidak syaz
e.
Hadis yang diriwayatkan terhindar dari illat
yang merusak (qadihah)[8]
2. Pembagian Hadis Hasan
a. Hadis hasan li dzatihi
Hadis hasan
li dzatihi adalah hadis yang dengan sendirinya telah memenuhi kriteria hadis
hasan sebagaimana tersebut diatas, dan tidak memerlukan riwayat lain untuk
mengangkatnya ke derajat hasan.
b. Hadis hasan li ghairihi
Hadis hasan
li ghairihi adalah hadis dha’if apabila jalan (datang)-nya berbilang (lebih
dari satu), dan sebab-sebab kedha’ifannya bukan karena perawinya fasik atau
pendusta.[9]
3. Kitab-kitab Yang Memuat Hadis Hasan
Diantara
kitab-kitab yang memuat hadis hasan adalah[10]:
a. Sunan
at-Tirmidzy
b.Sunan Abu Daud
c. Sunan ad-Dar
Quthny
2. Hadits mardud yaitu : Mardud menuru bahasa berarti yang
ditolak atau yang tidak diterima. Sedangkan mardud menurut
istilah ialah : "Hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat atau sebagian
syarat hadits maqbul".Bisa pada sanad atau matannya. Para ulama' membagi
hadits jenis ini menjadi dua yaitu hadits dha'if dan
hadits maudhu'.
A. Hadis Dhaif
1. Pengertian dan Pembagian Hadis
Dha’if
Dha’if
menurut bahasa adalah lawan dari kuat(lemah)
Hadis
dhaif menurut istilah adalah “hadis yang didalamnya tidak didapati syarat hadis
shahih dan tidak pula didapati syarat hadis hasan.”[11]
a. Dhaif disebabkan karena tidak memenuhi
syarat bersambungnya Sanad. Dhaif jenis ini di bagi lagi menjadi :
1) Hadis
Mu’allaq
Hadis mu’allaq yaitu hadis yang pada sanadnya
telah dibuang satu atau lebih rawi baik secara berurutan maupun tidak. Contoh:
قال ألبخارى
قالت العائشة كان النبى يذكر الله على كل أحواله
Disini Bukhari tidak menyebutkan rawi sebelum
Aisyah
2) Hadis Mursal
Hadis mursal menurut istilah adalah hadis yang
gugur perawi dari sanadnya setelah tabi’in, seperti bila seorang tabi’in
mengatakan,”Rasulullah shallallahu alaihi wasallambersabda begini
atau berbuat seperti ini”[12]. Contoh hadits ini adalah:
قال مالك عن
جعفر بن محمد عن أبيه أن رسول الله قضى باليمن والشاهد
Disini Muhammad bin Ali Zainul Abidin tidak
menyebutkan sahabat yang menjadi perantara antara nabi dan bapaknya.
3) Hadis Munqathi'
Hadis munqathi’ menurut
istilah para ulama hadismutaqaddimin sebagai “hadis yang
sanadnya tidak bersambung dari semua sisi”. Sedangkan menurut para
ulama hadis mutaakhkhirin adalah ”suatu hadis yang ditengah sanadnya gugur
seorang perawi atau beberapa perawi tetapi tidak berturut-turut” [13]
Contoh hadits ini adalah;
ما رواه عبد
الرزاق عن الثورى عن أبى إسحاق عن زيد بن يثيع عن حذيفه مرفوعا إن وليتموها أبا
بكر فقوى أمين
4) Hadis Mu'dhal
Hadis mu’dhal menurut istilah adalah “
hadis yang gugur pada sanadnya dua atau lebih secara berurutan.”[14].
Contohnya :
للمملوك طعامه
وكسوته بالمعروف ، لا يُكلّف من العمل إلا ما يُطيق "
5) Hadis Mudallas
Yaitu hadits yang diriwayatkan dengan
menghilangkan rawi diatasnya. Tadlis sendiri dibagi menjadi beberapa macam;
a. Tadlis Isnad,
b. Tadlis qath’i
c. Tadlis ‘Athaf
d. Tadlis Taswiyah
e. Tadlis Syuyukh
f. Tadlis bilad
b.Dhaif
karena terdapat cacat pada perawinya
Sebab-sebab
cela pada perawi yang berkaitan dengan ke’adalahan perawi ada lima, dan yang
berkaitan dengan kedhabithannya juga ada lima.
1. Adapun yang
berkaitan dengan ke’adalahannya, yaitu: a) Dusta, b)
Tuduhan,c) berdusta, d) Fasik, e) bid’ah, f) al-Jahalah(ketidakjelasan
2. Adapun yang
berkaitan dengan ke’adalahannya, yaitu: a) kesalahan yang, sangat buruk, b)
Buruk hafalan, c) Kelalaian, d) Banyaknya waham, e) menyelisihi
para perawi yang tsiqah
Dan berikut ini macam-macam hadis yang
dikarenakan sebab-sebab diatas:
1) Hadis Maudhu'
Hadis maudhu’ adalah hadis kontroversial yang
di buat seseorang dengan tidak mempunyai dasar sama sekali. Menurut Subhi
Shalih adalahkhabar yang di buat oleh pembohong kemudian
dinisbatkan kepada Nabi.karena disebabkan oleh faktor kepentingan.[15] Contohnya:
قيل يارسول الله
لم سمي رجب قال لأنه يترجب فيه خير كثبر
2) Hadis Matruk
Hadis
matruk adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang disangka suka berdusta.[16] Contoh
:
قال النبي عليكم
باصطناع المعروف فانه يمنع مصارع السوء ... الخ
Menurut an Nasa'i dan Daruqutni, Juwaibir
adalah orang yang tidak dianggap hadisnya.
3) Hadis Munkar
Hadis yang diriwatkan oleh perawi yang dhaif,
yang menyalahi orang kepercayaan.[17]
4) Hadis Majhul
a. Majhul 'aini : hanya
diketahui seorang saja tanpa tahu jarh dan ta'dilnya.Contoh:
ان النبي كان
اذا دعا فرفع يديه مسح وجهه بيده. اخرجه ابي داود
Hanyalah Ibn Luhai'ah yang meriwayatkan hadis
dari Hafs ibn Hasyim ibn 'utbah ibn Abi Waqas tanpa diketahui jarh dan ta'dilnya.
b. Majhul hali :
diketahui lebih adari satu orang namun tidak diketahui jarh dan ta'dilnya.contoh
hadis ini adalah hadisnya Qasim ibn Walid dari Yazid ibn Madkur.
ان عليا رضي
الله عنه رجم لوطيا. اخرجه البيهقى
5) Hadis Mubham
Hadis mubham yaitu hadis yang tidak
menyebutkan nama orang dalam rangkaiansanad-nya, baik lelaki maupun
perempuan.[18]Contohnya
adalah hadis Hujaj ibn Furadhah:
قال رسو ل الله
المؤمن غر كريم والفاجر خب لئيمز اخرجه ابو داود
6) Hadis Syadz
Hadis syadz yaitu hadis yang
beretentangan dengan hadis lain yang riwayatnya lebih kuat[19].
7) Hadis maqlub
Yaitu memutar balikkan (mendahulukan) kata,
kalimat, atau nama yang seharusnya ditulis di belakang, dan mengakhirkan kata,
kalimat atau nama yang seharusnya didahulukan.
8) Hadis mudraj
Secara
terminologis hadits mudraj ialah yang didalamnya terdapat
sisipan atau tambahan, baik pada matan atau pada sanad.
9) Hadis mushahaf
Hadits mushahaf ialah
yang terdapat perbedaan dengan hadis yang diriwayatka orang kepercayaan,
karena di dalamnya terdapat beberapa huruf
yang di ubah.
2. Pengamalan Hadits Dha’if
2. Pengamalan Hadits Dha’if
mengenai
hal ini ada tiga pendapat ulama:
1.
Hadis dhaif tidak bisa diamalkan secara mutlak,
baik mengenai fadhail a’mal maupun ahkam.
2.
Hadis dhaif bisa digunakan secara mutlak, hadis
dhaif lebih kuat dari ra’yu perorangan
3.
Sebagian ulama berpendapat bahwa Hadis dhaif
bisa digunakan dalam masalah fadhail mawa’iz atau yang sejenis bila memenuhi
beberapa syarat
3. Kitab-kitab Yang diduga Mengandung Hadis
Dhaif.
1.
Ketiga Mu’jam at-Thabrani: al-Kabir, al-Awsat,
as-Shagir
2.
Kitab al-Afrad, karya ad-Daruquthny
3.
Kumpulan karya al-Khatib al-baghdadi
4.
Kitab Hilyatul Auliya’ wa Thabaqatul Ashfiya’,
karya abu Nu’aim al-Asbahani.
DAFTAR
PURSTAKA
1975), h. 304
[3] Ahmad Umar Hasyim, Taysir
Musthalah al-Hadis (t.d) h. 24
[6] Kitab
“al-Muktarah disusun oleh al-Hafidz Dhiya’uddin Muhammad ibn Abdul
Wahid al-
Maqdisi.
[34] Ibid., h. 268
0 komentar :
Posting Komentar