Pendidikan Karakter : Pendidikan Karakter Bangsa Butuh Keteladan
Pendidikan karakter tidak berhasil jika hanya retorika. Suksesnya pendidikan karakter justru butuh keteladanan.
Pendidikan karakter tidak berhasil jika hanya retorika. Suksesnya pendidikan karakter justru butuh keteladanan.
"Kita
sering membicarakan karakter bangsa, tetapi hanya sebatas retorika.
Tidak sedikitpun tercermin dalam kehidupan sehari-hari, terutama dari
pemimpin bangsa. Padahal, pendidikan karakter itu efektif dengan
keteladanan," papar Darni M Daud, Rektor Universitas Syiah Kuala dalam
pertemuan tahunan Forum Rektor Indonesia di Universitas Haluoleo, Minggu
(4/12/2011).
Idrus R Paturusi, Rektor Universitas Hasanuddin
Makassar, mengatakan, pendidikan karakter bagi mahasiswa penting.
"Begitu mahasiswa lulus, mereka nanti masuk persaingan. Tanpa karakter
yang kuat, mereka tidak mampu bersaing," ujar Idrus.
Menurut
Idrus, pendidikan karakter memang butuh keteladanan. Sebab, perangkat
belajar pada manusia lebih efektif secara audio-visual.
Sementara
itu, I Wayan Rai S, Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar,
mengingatkan pemanfaatan seni untuk membangun karakter dan meningkatkan
daya saing bangsa. Selain melatih keterampilan, juga mampu menanmkan
nilai-nilai.
"Tetapi sayang, seni belum dipandang baik di negeri
ini. Bahkan, sekolah seni saja masih sedikit. Padahal, seni berperan
besar dalam pembentukan karakter bangsa," kata Wayan.
Retno S
Sudibyo, Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan
Pengabdian Masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM), menjelaskan,
pendidikan karater di kampus singkat. Seharusnya pembentukan karakter
sudah secara serius dilaksanakan di jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Retno menjelaskan kampus ini memanfaatkan program kuliah
kerja nyata (KKN) pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari
pendidikan karakter. Mahasiswa dibentuk untuk berempati dan peduli
secara multidisiplin keilmuan sekaligus membangun kepemimpinan.
0 komentar :
Posting Komentar